FUNGSI KESENIAN RAKYAT DALAM PENATAAN SANGGAR SEBAGAI UPAYA MENJAGA EKSISTENSI BUDAYA LOKAL

Romi Isnanda, Hidayati Azkiya

Abstract


Abstrak. Artikel ini membahas permasalahan tentang fungsi kesenian rakyat dalam penataan sanggar budaya lokal. Upaya tersebut muncul disebabkan oleh pengaruh budaya asing ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya yang berakar dari budaya daerah/kearifan lokal. Hal tersebut menyebabkan bergesernya bahkan mengikis kebudayaan/kearifan lokal yang menjadi kebanggan segenap warga negara Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dalam menyikapi permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mendirikan sanggar budaya lokal sehingga dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat, khususnya generasi muda tentang arti penting menjaga dan merawat kebudayaan. Adapun langkah-lankah dalam mendiri sanggar budaya lokal adalah (1) wadah yang khas, (2) wadah yang efisien dan fleksibel, dan (3) wadah yang permanen

Kata kunci: fungsi, kesenian rakyat, penataan, sanggar

 

Abstract. This article discusses the issue of the function of folk art in structuring the local culture. These efforts arise due to the influence of foreign culture into the lives of Indonesian people who are rich in cultural values rooted in local culture / local wisdom. This causes shifting and even eroding local culture / wisdom which is the pride of all Indonesian citizens. Therefore, efforts need to be made in addressing these problems. One effort that can be done is to establish a local cultural studio so that it can provide awareness to the community, especially the younger generation about the importance of maintaining and caring for culture. The steps in establishing a local cultural workshop are (1) a typical container, (2) an efficient and flexible container, and (3) a permanent container.

 

Keywords: function, folk art, structuring, studio


Full Text:

PDF

References


Handayani, Conny. 2006. “Bangkitnya Kembali Keseninian Tradisional Rakyat sebagai Warisan Budaya Nenek Moyang di Bukit Menoreh Bhumi Sabhara Budhara” Harmoni Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol.4, No. 2.

Idha, M. T., Desfiarni, D., & Darmawati, D. (2018). Sanggar Tuah Sakato dalam Industri Seni Pertunjukan Di Kota Padang: Tinjauan Manajemen Seni Pertunjukan. Jurnal Sendratasik, 7(1), 29-34.

Isnanda, Romi. 2018. “Sastra Lisan Sebagai Cerminan Kebudayaan dan Kearifan Lokal Bagi Masyarakat”. Prosiding Seminar Lingkungan Lahan Basah, LPPM Universitas Lambung Mangkurat. Vol. 3, No. 2, Hal. 500.

Isnanda, Romi. 2015. Peran Pengajaran Sastra Dan Budaya Dalam Pembentukan Karater Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Gramatika, 1(2). Hal.175. https://media.neliti.com/media/publications/80703-ID-peran-pengajaran-sastra-dan-budaya-dalam.pdf

Setiadi, dkki. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Suneki, Sri. 2012. “Dampak Globalisasi terhadap Eksistensi Budaya Daerah”. Jurnal Ilmiah CIVIS, Vol. II, No. I, Hal. 315.

Taum, Yoseph, Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan, Sejarah, Teori, Metode, dan pendekatan Disertai Contoh. Yogyakarta: Lamalera.




DOI: https://doi.org/10.30743/bahastra.v3i2.3174

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP - Universitas Islam Sumatera Utara
Kampus Induk UISU Jl. Sisingamangaraja XII Teladan, Medan
Email: prodipbsi@fkip.uisu.ac.id | bahastra@fkip.uisu.ac.id 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.