ANALISIS PENGUKURAN BATIMETRI DAN PASANG SURUT UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN SUNGAI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

Miftaqul Huda, Rumilla Harahap, Ronal H.T Simbolon

Abstract


Sungai batanghari merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera yang terletak pada Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Perkembangan kemudian lintas perdagangan dan bertambahnya arus transportasi maka dilakukan usaha pengembangan fasilitas- fasilitas khususnya yang berkaitan dengan pembangunan Breasting Dolphin serta Mooring Dolphin yang direncanakan di lokasi Batimetri ini. dalam hal ini dilakukan analisis pengukuran batimetri dan pengamatan pasang surut di Sungai batanghari buat menentukan kedalaman secara terencana. Data pasang surut selama lima piantan dianalisis dengan metode admiralty dan pengukuran kedalaman sungai yg ditentukan sinkron draft (sarat kapal) kapal maksimum yang direncanakan. ke 2 data tadi akan dikombinasikan terhadap ruang kebebasan bruto sebesar 7% asal draft maksimum. dengan memperhitungkan gerak kapal sebab dampak alam mirip gelombang, angin, dan pasang surut; kedalaman sungai batanghari ialah 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh pada bawah elevasi muka air rencana. Dasar sungai batanghari, homogen-homogen bermorfologi flat to almost flat (homogen/ hampir rata) dengan nilai kelerengan berkisar 1,278-1,547 % serta memiliki kedalaman 2,980-20,06 m. Sedangkan tipe pasang surut sungai batanghari artinya pasang surut harian tunggal (diurnal tide); menggunakan nilai datum yang didapat menjadi berikut: MSL 2,19 m, LLWL -0,22 m, HHWL 9,06 m, dan Z0 5.43 m dengan nilai FORMZAHL 1,55 M. Dimana jenis kapal sudah ditentukan dari pihak PT. MITRA ANUGERAH PELABUHAN yang diizinkan bersandar didolphin yang sudah direncanakan perusahaan tadi. kemudian sesuai data batimetri yang sudah dikoreksi pasang surut data kedalaman sungai batanghari yang berada pada bawah 3 m; wajib dilakukan pengerukan.


Keywords


Sungai; Batimetri; Pasang Surut; Admiralty

Full Text:

PDF

References


. Dahuri, R., Jacub Rais, Sapta Putra Ginting dan M. J. Sitepu. 1996, Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. P.T. Pradnya Paramitha. Jakarta.

. Kramadibrata, Suedjono. 1985. Perencanaan Pelabuhan. Ganeca Exact. Bandung Kunzendorf, H. 1986. Marine Mineral Eksploration. Elsevier Oceanography Series, 41.

. Nur Yuwono. 1992. Dasar – dasar Perencanaan Bangunan Jetty. Vol. 2. Laboratorium Hidraulika dan Hidrolika, PAU-IT-UGM.Yogyakarta.

. Ongkosongo, O. S. R dan Suyarso. 1989. Pasang surut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi (P3O) LIPI. Jakarta. 257 hlm.

. Pariwono, J. I. 1987. Kondisi Pasang Surut di Indonesia. Kursus Pasang Surut, P3O – LIPI, Jakarta.

. Poerbandono dan Djunarsjah, E. 2005. Survei Hidrografi. Refika Aditama. Bandung.

. Santoso, B. 1988. Penyajian Peta Laut untuk Keperluan Navigasi Pelayaran yang Ditinjau dari Segi Kartografi. Skripsi. Jurusan Teknik Geodesi. Fakultas Teknik. UGM. Yogyakarta. 89 hlm.

. Sjamsir Mira, dkk. 1984. Penyelidikan Sea Surface Topography dengan beberapa metode.

. Soeprapto. 2001. Survei Hidrografi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

. Soeprapto.1999. Pasut Laut dan Chart Datum. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 196 hlm.

. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

. awi, S. 1993. Survei dan Pemetaan Wilayah Pantai. Dinas Hidro Oseanografi, MABES TNI AL. Jakarta.

. Suryadi, A. 2002. Analisa Harmonik Pasang Surut di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan Metode Admiralty. Jurusan Ilmu Kelautan. Skripsi. FPIK Undip. Semarang.

. Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta offset. Yogyakarta. Triatmodjo, B. 1994. Pelabuhan. Betta offset. Yogyakarta

. Van Beers, W. C. M, dan J. P. C. Kleijnen. 2004. Kringing Interpolation in Simulation: A Surfer. Proceedings of Winter Simulation Conference.

. Yang, C. S, S. P. Kao, F. B. Lee dan P. S. Hung. 2004. Twelve Different Interpolation Methods: A Case Study of Surfer 8.0. Proceedings of XXth ISPRS Congress. Commission II. Istanbul.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.