Pengaruh Substitusi Kacang Kedelai dengan Kacang Tunggak dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Tempe

Susan Novrini, Mahyu Danil, Wan Bahroni Jiwar Barus, Surya Dharma

Abstract


Tempe merupakan produk fermentasi yang tidak dapat bertahan lama. Setelah dua hari, tempe akan mengalami pembusukan sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh manusia. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit perut seperti diare. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian UISU. Model  rancangan  yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)  faktorial yang  terdiri  atas  dua faktor  utama yaitu : Faktor  I: Substitusi Kacang Kedelai dengan Kacang Tunggak (K) terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu : K1  =  100% kacang kedelai : 0% kacang tunggak, K2  =  80% kacang kedelai : 20% kacang tunggak, K3  =  60% kacang kedelai : 40 % kacang tunggak, K4  =  40% kacang kedelai : 60% kacang tunggak. Faktor  II: Lama Fermentasi  (F) yang  terdiri atas 4 taraf yaitu : F1  =  2 hari, F2  =  3 hari, F3  =  4 hari, F4  =  5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi kacang kedelai dan kacang tunggak berpengaruh berbeda sangat nyata (P>0.01) terhadap kadar protein dan organoleptik rasa, namun berpengaruh tidak nyata (P<0.05) terhadap kadar air, kadar abu dan tekstur/kekompakan. Lama fermentasi berpengaruh berbeda sangat nyata (P>0.01) terhadap kadar protein dan organoleptik rasa, namun berpengaruh tidak nyata (P<0.05) terhadap kadar air, kadar abu dan tekstur/kekompakan. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata (P<0.05) terhadap seluruh parameter yang diamati.

Full Text:

PDF

References


Astawan, M. 2005. Membuat Mi dan Bihun. Penebar Swadaya, Jakarta.

Direktorat Gizi DepKes. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta

Fachruddin, L. 1998. Bahan Tambahan Makanan. Trubus Agriwidya, Bogor.

Fardiaz, D. 1996. Pemanfaatan Kedelai untuk Industri Pangan Non Tradisional. Pusat Dokumentasi dan Informasi Kedelai-Gizi. Puslitbang Gizi. IPB, Bogor.

Haryanto, S. 1992. Teknologi Pengolahan Hasil Nabati. Aneka, Solo.

Henny, K.H. 2007. Tepung Labu Kuning. Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius, Yogyakarta.

http://iptek.apjii.or.id/artikel/pangan/ IPB/mie% 20basah.pdf. 2008.

http://www.iptek.net.id/ind/terapan.idx.php?doc. 2008.

Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nurjanah, H. 1992. Bahan Tambahan Makanan. Trubus Agriwidya, Bogor.

Rohayaningsih, S. 2001. Pembuatan Mi Basah (Boiled Noodle). Penebar Swadaya, Jakarta.

Sania, S. 2006. Membuat Aneka Olahan Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sarwono, B. 1997. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiawan. 1988. Mempelajari Karakteristik Fisiko Kimia Mi Basah dari Berbagai Taraf Formulasi Tapioka, Tepung Kentang dan Tepung Jagung. Buletin Teknologi Pangan dan Gizi. Vol VIII No. 1. Fateta IPB, Bogor.

Soekarto, S.P. 1982. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.30743/agr.v11i2.7824

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.

Program Studi Agroteknologi - Universitas Islam Sumatera Utara
Website : http://jurnal.uisu.ac.id/index.php/agriland/index
Email :agriland@fp.uisu.ac.id

Creative Commons License
InfoAgriland : Jurnal Ilmu Pertanian is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License