Prevalensi Penurunan Visus Akibat Kelainan Refraksi Selama Perkuliahan Online Masa Pandemi Covid-19

Robinson Paulinus Sihombing, Sentosa Barus, Sri Sudewi Pratiwi Sitio

Abstract


Penyakit refraksi adalah kelainan refraksi cahaya pada mata, sehingga cahaya tidak terfokus pada retina atau makula. Jika daya biasnya tidak seperti ini, maka cahaya akan lebih fokus pada bagian depan retina (misalnya rabun jauh, rabun jauh), dan dengan kaca mata negatif, atau fokus pada bagian belakang retina, seperti hyperopia (rabun dekat), yang membutuhkan penggunaan lensa. Pelaksanaan perkuliahan secara langsung di tengah Pandemi Covid-19 pasti sangat beresiko dalam penularan virus Covid-19. Perkuliahan online pastinya menjadi alternatif agar kegiatan pendidikan tetap dapat berlangsung tanpa harus melanggar protokol kesehatan, namun kegiatan perkuliahan online yang secara otomatis meningkatkan penggunaan gadget juga perlu untuk dikaji secara serius untuk menghindarkan penurunan vision pada Mahasiswa selama menjalani perkuliahan online. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi referensi bagi penetapan jadwal perkuliahan yang tepat dan sesuai tanpa menimbulkan kelainan refraksi dan berujung pada penurunan visus mahasiswa yang mengikuti perkuliahan online. Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah studi Observasional dengan desain crossectional terhadap 84 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Deli Husada, Deli Tua yang bertujuan untuk menganalisis Prevalensi Penurunan Visus Akibat Kelainan Refraksi selama perkuliahan online masa Pandemi Covid-19. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, dimana sampel penelitian diambil secara merata pada 3 tingkatan studi mahasiswa yaitu masing-masing sebanyak 28 responden pada setiap tingkatan studi. Setelah pelaksanaan Perkuliahan daring pada 84 orang responden terdapat 30 orang (35,7%) responden yang mengalami Penurunan Visus Akibat Kelainan Refraksi selama perkuliahan online masa Pandemi Covid-19.

Keywords


Prevalensi, Visus, Refraksi, Perkuliahan Online, Pandemi Covid-19

Full Text:

PDF

References


World Health Organization. Global Magnitude of Visual Impairment Caused by Uncorrected Refractive Errors in 2014.Geneva: WHO; 2014.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan Untuk Mencapai Vision 2020. Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2016.

Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata, Edisi kelima, Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2015.p.65.

Brooker,C. Ensiklopedia Keperawatan : Jakarta: ECG.2017.

Nelson, R.E. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: Kedokteran EGC.2014.p. 39-40

Spraul C W, Lang G K. Optics and refractive errors. In: Lang G K.Ophthalmology: A short text book. New York: Thieme Stuttgart. 2000.

Lighthouse International. Farsighted Children Often Missed in Screenings. 2009.[Online].

Budiarto, E dan Anggraeni, D. Pengantar Epidemiologi. Edisi 8, Jakarta: ECG. 2018.

Kleinstein et al.Visual Acuity and Association with myopia children.2013.

Description of Impaired Visual Acuity in Elementery School 5th and 6th Grade atSDN 026 Pekanbaru.2014.

American Academy of Opthalmology. Basic and Clinical Science Course:Pediatric Opthalmology and Starbismus. American : American Academy ofOpthalmology ; 2010. Sec 6 2009-2010.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV




DOI: https://doi.org/10.30743/best.v4i2.4578

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

 

https://scholar.google.co.id/citations?user=kvKzX3QAAAAJ&hl=id&authuser=4

Best Journal (Biology Education, Sains and Technology)

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP - Universitas Islam Sumatera Utara
Kampus Induk UISU Jl. Sisingamangaraja XII Teladan, Medan

Creative Commons License