Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ruku-Ruku (Ocimum tenuiflorum L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis

Nadila Alaina, Elysa Putri Mambang, M. Pandapotan Nasution, Haris Munandar Nasution

Abstract


Daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum L.) merupakan salah satu tanaman obat yang dikenal masyarakat digunakan sebagai bumbu masakan karena aromanya yang dapat mengurangi bau tidak sedap. Berdasarkan kandungan kimianya, daun ruku-ruku banyak mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan steroid/triterpenoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun ruku-ruku terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan variabel bebas yaitu ekstrak etanol daun ruku-ruku dengan konsentrasi 5%, 10% dan 20% sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Ekstrak sederhana daun ruku-ruku dibuat dengan pelarut etanol 96%. Kontrol positif yang digunakan adalah Tetrasiklin dan kontrol negatif adalah DMSO. Pengujian yang dilakukan terhadap simplisia daun ruku-ruku meliputi pemeriksaan fitokimia, pemeriksaan makroskopis, pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan kadar air, pemeriksaan nira larut air, pemeriksaan kadar sari larut etanol, pemeriksaan kadar abu dan pemeriksaan kadar abu tidak larut asam. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum L.) mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan streroid/triterpenoid. Hasil penelitian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa daun ruku-ruku dapat digunakan sebagai antibakteri karena mempunyai daya hambat yang kuat pada konsentrasi 5%, 10% dan 20% yaitu 8,7 mm, 9,8 mm dan 12,1 mm terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis

Keywords


Daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum L.), ekstrak daun ruku-ruku, aktivitas antibakteri, Staphylococcus epidermidis

Full Text:

PDF

References


Borges, M.T., dan Bresson, W. (2004). Delivery Metodhs for Introducing Endhopitic Bacteria. Journal Internasional : Biocontrol. Hal 315-322.

Buah Sentul (Sandaricum koetjae) Terhadap Beberapa Bakteri Secara in Vitro.Medan : Universitas Sumatera Utara. Hal 34.

Choma, I., dan Edyta, G. (2010). Bioautography detection in Thin Layer Chromatography. Journal of A chromatography. Hal 1-7.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Materia Medika Indonesia. Ed. 5. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI, Hal 441-448.

Didimus, T.B. (2015). Konsep-Konsep Dasar Bakteriologi.Malang:Universitas Negeri Malang. Hal 27-81.

Ditjen POM (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan

Harti, A.S. (2015). Mikrobiologi Kesehatan.Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal 17, 126,215, 148.

Julianto, T. S. (2019). Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan skrining Fitokimia. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia. Hal 44-82.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Penggunaan Antibiotik.Jakarta : Bakti Husada. Hal 7.

Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua, 1091-1098, UI Press, Jakarta.

Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal 10-11.

Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga. Hal 234.

Rankin, I. D. (2005). Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing, American Society for Microbiology. Test methods: Disc Diffusion Testing, 39-48.

Retno, W. (2010). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Nangka ( Atorcarpus heterophylli) Terhadap Bacilus subtilis. Puworkerto : UMP. Hal 2

Rika, P.R. (2014). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L) Terhadap Staphyloccous aerus. Pontianak : Universitas Tanjungpura. Hal 12-14.

Silaban L.W. (2009). Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kulit

Silviana, H dan Saripa, J. (2020). Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Cabai Rawit Spesie Capsicum frustencens dan Capsicum anum pada Staphylococus aerus. Kendari : STIKES Mandala. Hal 4.

Sopianti, Densi Selpia & Dede Wahyu Sary. 2018. Skrining Fitokimia dan Profil KLT Metabolit Sekunder dari Daun Ruku-Ruku (Ocimum tenulflorum L.) dan Daun Kemangi (Ocimum sanctum L).Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu. Hal 46.

Susanti, W.,A. (2018). Antibiotik dan Resistensi Antibiotik. Yogyakarta: Rizmedia Pustaka Indonesia. Hal 5.

Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran. Hal 243. Kurniawan, Betta dan Wayan Ferly Aryana. 2015. Binahong (Cassia alata L) as Inhibitor of Escherichia coli Growth. J Majority; 4(4).

Yetty, H.,N dan Satari. (2015). Tetrasiklin Sebagai Salah Satu Antibiotik yang Dapat Menghambat Perumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Jawa Barat: Universitas Padjajaran Hal 2




DOI: https://doi.org/10.30743/best.v6i2.8107

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

 

https://scholar.google.co.id/citations?user=kvKzX3QAAAAJ&hl=id&authuser=4

Best Journal (Biology Education, Sains and Technology)

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP - Universitas Islam Sumatera Utara
Kampus Induk UISU Jl. Sisingamangaraja XII Teladan, Medan

Creative Commons License