Pembuatan Rumpon Organik Rubber (ROR) Untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Ikan Bagi Masyarakat Nelayan Dusun V Desa Pematang Kuala Kabupaten Serdang Bedagai
Abstract
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pendapatan tangkapan ikan bagi warga dusun V yang hampir 98% bekerja sebagai nelayan pencari ikan tradisional. Selain dikarenakan kondisi geografis yang sulit yaitu dasaran laut yang hampir didominasi lumpur dan pasir tentunya nelayang juga tidak memiliki solusi untuk membuat ikan berkumpul disatu tempat atau biasa disebut “pengumpul ikan (rumpon)”. Warga yang sebagian besar hanya berpenghasilan 100-250 rb perhari ini merasa cukup sulit untuk membuat sebuah perangsang ikan atau rumpon. Tujuan dari kegiatan ini adalah memecahkan masalah warga dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan nya, melatih nelayan warga dusun V untuk mampu menggunakan teknologi perekaman titik menggunakan smartphone dari akun google. Dan meningkatkan psikologis kesadaran masyarakat dusun V Desa Pematang Kuala dalam menjaga ekosistem laut dan habitat ikan secara alami tanpa merusak namun membuat “rumah”ikan yang baru sehingga ikan berkumpul dititik rumpon dijatuhkan. Dari hasil kegiatan ini peningkatan pendapatan warga nelayan dusun V meningkat sebanyak 78% dari pendapatan mereka sehari-hari.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anwar, J., Hisyam, N. Dan Damanik, S.J. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatra. UGM Press. Yogyakarta.
Bengen, D.G. 2000. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut : Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2001. Identifikasi Mangrove di Taman Nasional Alas Purwo. Balai Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi.
Farrelly, D., 1984. The Benefits of Bamboo, The Sciences Vol. 24, No. 6, hlm 11-12.
Halide, H.; Brinkman, R. & Ridd, P., 2004, “Designing Bamboo Wave Attenuators for Mangrove Plantations”, Indian Journal of Marine Sciences, Vol. 33 No. 3, hlm. 220-225.
JICA (Japan International Corporation Agency). 2006. Basic Understanding of Mangrove. Makalah Pelatihan Pengelolaan Hutan Mangrove Lestari. Denpasar.
Kartawinata. 1978. Status Pengetahuan Hutan Bakau di Indonesia. Prosiding Seminar Ekosistem Mangrove. Jakarta. Hlm 21-26.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015, Pedoman Penilaian Kerusakan Pantai dan Prioritas Penanganannya, Revisi Surat Edaran Nomor 08/SE/M/2010, Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kitamura, S., Anwar, C., Chainago, A dan Baba S. 1997. Buku Panduan Mangrove di Indonesia Bali dan Lombok. Jaya Abadi. Denpasar.
Kusmana, C dan Istomo. 1995. Ekologi Hutan. Laboratorium Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Intitut Pertanian Bogor. Bogor.
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Noor, Y.R, M. Khazali dan I.N. Suryadiputra.1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP. Bogor.
Roach, M., 1996, “The Bamboo Solution: Tough as Steel, Sturdier than Concrete, Full-size in a Year”, Discover Magazine.
Sulaiman, D. M., 2012, Rehabilitasi Pantai dengan PEGAR Geotube dan Geobag,Prosiding Workshop Penanganan Erosi Pantai, Buleleng
DOI: https://doi.org/10.30743/best.v7i2.9866
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Best Journal (Biology Education, Sains and Technology)
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP - Universitas Islam Sumatera Utara
Kampus Induk UISU Jl. Sisingamangaraja XII Teladan, Medan