Peran Zending dalam Pelayanan Kesehatan di Tarutung, 1900-1942

Cici Christina Manurung

Abstract


This article aims to explain how the history of the development of health facilities in Tarutung in the 20th century. Tarutung in the past was used as the center of the Christianization movement by zendings from various countries. One of the zending organizations that plays a big role in health services in Tarutung is a German zending organization called Rheinische Missionsgesellscaft (RMG). This article uses a historical research method with four stages in its writing, namely: heuristics (collection of sources), verification (source criticism), interpretation, and historiography (writing). The results showed that zending plays a big role in improving the health and hygiene of the Batak people in Tarutung. The zendings also introduced modern methods of medicine that replaced traditional medicine by the Batak datu. In addition, zending also played a role in establishing various health facilities in Tarutung such as: hospitals, auxiliary hospitals, polyclinics, and nursing and midwifery schools.

Keywords


Missionary; health service; Batakmission; Rheinische Missionsgesellscaft

Full Text:

PDF

References


Algemeene Secretarie Grote Bundel TZg Agenda tahun 1891-1942, No. 6921. (n.d.). Jakarta.

Aritonang, J. S. (1988). Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak: suatu telaah historis- teologis atas perjumpaan orang Batak dengan Zending di bidang pendidikan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Aritonang, J. S. (2014). Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Bergen, L. van, Hesselink, L., & Verhave, J. P. (2019). Gelanggang di Bumi Indonesia: Riset Kedokteran Jurnal Kedokteran Hindia-Belanda, 1852-1942. Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

Boangmanalu, J. (2008). Praeses Pdt. Cyrellus Simanjuntak: Pendidik, Misionaris, dan Motivator. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Cipta, S. E. (2020). Upaya Penanganan Pemerintah Hindia Belanda Dalam Menghadapi Berbagai Wabah Penyakit dI Jawa 1911-1943. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 8(2), 162–169. https://doi.org/10.26618/equilibrium.v8i2.3281

De Sumatera Post van Maandag. (1935). De Sumatra Post.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hasanah, S. (2020). Kebangkitan Dokter Pribumi dalam Lapangan Kesehatan : Melawan Wabah Pes, Lepra dan Influenza di Hindia Belanda Awal Abad 20. Masyarakat Indonesia, 46(2), 208–220. https://doi.org/10.14203/JMI.V46I2.908

Hutauruk, J. R. (2009). Sejarah Pelayanan Diakonal di Tanah Batak (1857-2011). Pematang Siantar: Unit usaha Percetakan HKBP.

Kozok, U. (2010). Utusan Damai di Kemelut Perang; Berdasarkan Laporan L. I. Nommensen dan Penginjil RMG Lain. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Kurniawan, R., & Agustia, R. (2021). Transformasi lembaga medis di Hindia Belanda: potret sejarah kesehatan di Indonesia dalam perspektif politik (1850-1942). Historiography: Journal of Indonesian History and Education, 1(3). Diambil dari http://journal2.um.ac.id/index.php/JDS/article/view/24288

Lempp, W. (1976). Benih yang Tumbuh XII; Suatu Survey Mengenai: Gereja-Gereja di Sumatra Utara (Laporan Regional Sumatra Utara). Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-Gereja di Indonesia.

Marsden, W. (2008). Sejarah Sumatra. Jakarta: Komunitas Bambu.

Memorie van Overgave, van den Controleur J.C Ligtrvoet en G.Ch. Rapp 1928-1931. (n.d.). Jakarta.

Mission Hospital Pearaja. (n.d.). Diambil 8 Juli 2022, dari historicalhospitals.com website: https://historicalhospitals.com/general-hospitals/mission-hospitals/mission-hospital-pearaja/

Muhsin Z., M. (2012). Bibliografi Sejarah Kesehatan Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda. Paramita: Historical Studies Journal, 22(2). https://doi.org/10.15294/paramita.v22i2.2119

Pedersen, P. B. (1975). Darah Batak dan Jiwa Protestan: Perkembangan Geredja-geredja Batak di Sumatera Utara. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Reid, A. (Ed.). (2010). Sumatera Tempo Doeloe, dari Marco Polo sampai Tan Malaka. Jakarta: Komunitas Bambu.

Siahaan, P. (2020). Perkembangan Kota Tarutung 1864-1942. Universitas Sumatera Utara.

Sinaga, K. M., & Simarmata, T. (2013). Sejarah Pendidikan Perempuan Di Tapanuli Utara (1868-1945). JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 5(1). https://doi.org/10.24114/jupiis.v4i2.554

Situmorang, D. M. (2012). Perkembangan Rumah Sakit Umum Tarutung (1952-2000) Di Kabupaten Tapanuli Utara. Universitas Negeri Medan.

Sugiyarto. (2017). Menyimak (Kembali) Integrasi Budaya di Tanah Batak Toba. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1(1), 34. https://doi.org/10.14710/endogami.1.1.34-41

Tampubolon, R. (2017). Perkembangan Rumah Sakit Umum (RSUD) Doloksanggul, 1960-1999. Universitas Sumatera Utara.

Uddin, B. (2006). Politik Etis Dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Jawa Pada Awal Abad Xx: Studi Kebijakan Kesehatan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Konferensi Nasional Sejarah VIII. Jakarta.

Winkler, J. (1928). Im Dienst der Liebe : Das Missionshospital in Pearadja 1900-1928. Missionshaus: Barmen.

Wulanadha, A. (2014). Perkembangan Fasilitas Kesehatan Zending Di Yogyakarta 1901-1942. Universitas Negeri Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.30743/mkd.v6i2.5597

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Cici Christina Manurung

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.