Pendidikan di Sekolah Taman Siswa (1922) dan Relevansinya dengan Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar (2019)

Aprilia Nur Rahmawati, Anggar Kaswati, Siska Nurazizah Lestari

Abstract


This study aims to determine: 1) the background to the establishment of the Taman Siswa School; 2) the educational concept of Taman Siswa School; 3) the relevance of the Taman Siswa School’s educational concept with Merdeka Belajar Policy. The method used is a historical research method with the stages of selecting topics, heuristics, verification, interpretations and historiography. The result of the study revealed that 1) Taman Siswa School was founded on July 3, 1922 in Yogyakarta by Ki Hajar Dewantara as a form of action against the state of education during the colonial government; 2) Education at Taman Siswa School is very concerned about achieving the ideal development of student by guiding them to become human beings who are independent both physically and mentally in accordance with the natural forces within each of them; 3) There is relevance between the concept of education at Taman Siswa School with Merdeka Belajar Policy is about the basis of the independence in carrying out education, the role of the teacher, and coorperation in realizing education (between schools, families and communities).

Keywords


Education; Merdeka Belajar; Taman Siswa

Full Text:

PDF

References


Asas-asas Taman Siswa. (1932, June). Majalah Poesara Jilid II No 9-10.

Dewantara, K. H. (1940, June). Pembahagian Pelajaran Kebangsaan Tiap-tiap Tingkatan Pengajaran. Majalah Poesara Jilid X No 6.

Karya Ki Hadjar Dewantara: Bagian Pertama Pendidikan (Cetakan kedua). (2011). Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa

Kebijakan Merdeka Belajar 1: Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar. (2019, December 11).

Dewantara, K. H. (1934, June). Stellingen Ki Hajar Dewantara. Majalah Wasita Jilid I No 4 – 5.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Makmur, D. (1993). Sejarah Pendidikan Indonesia Zaman Penjajahan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Atau Bentuk Lain yang Sederajat. , Pub. L. No. 14, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) (2018). Indonesia: BN 2018/NO 605; KEMDIKBUD.GO.ID; 19 HLM.

Sagimun, M. D. (1974). Ki Hajar Dewantara. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Samho, B. (2013). Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Kanisius.

Soeratman, D. (1982). Pemahaman dan Penghayatan Asas-asas Taman Siswa. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Soeratman, D. (1986). Ki Hajar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Surjomihardjo, A. (1986). Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan.

Sutanto, P., Akbar, W. J., Heriyanto, W., Prasetya, I. H., Nurbani, D. F., & Ardijansah, D. (2020). Buku Saku Merdeka Belajar: Prinsip dan Implementasi pada Pendidikan SMA. Jakarta: Direktorat SMA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tauchid, Moch. (1963). Perjuangan dan Ajaran Hidup Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

Wijiatun, L., & Indrajit, R. E. (2022). Merdeka Belajar: Tantangan dan Implementasinya dalam Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wiryopranoto, S., Herlina, N., Marihandono, D., & Tangkilisan, Y. B. (2017). Ki Hajar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional.

Wiryosentono, M. (1982). Sejarah Perjuangan Taman Siswa Sejak Kemerdekaan (1952 – 1982). Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.




DOI: https://doi.org/10.30743/mkd.v7i2.8192

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Aprilia Nur Rahmawati, Anggar Kaswati, Siska Nurazizah Lestari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.