PENGARUH TEMPERATUR PEMADATAN TERHADAP MARSHALL PROPERTIES

Gunawan Tarigan

Abstract


Temperatur campuran hot mix merupakan faktor penting pada pelaksanaan pemadatan lapisan perkerasan lentur terutama Laston AC-WC yang merupakan salah satu jenis lapis permukaan yang umum digunakan, yang terdiri dari campuran aspal keras, filler dan agregat bergradasi menerus, yang dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu yang telah ditentukan. Temperatur hot mix di AMP diproduksi dengan temperature lebih kurang 155 0C untuk selanjutnya dibawa ke lapangan dengan menggunakan dump truck yang ditutup terpal untuk menjaga kehilangan temperature atau kehujanan. Pemadatan pertama dilakukan pada temperature (125-145) 0C, pemadatan kedua pada temperature (100-125) 0C dan pemadatan akhir dengan temperature >95 0C. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dengan tahapan sebagai berikut. Bagian pertama adalah pemeriksaan bahan-bahan campuran berupa agregat dan aspal serta mempersiapkan Job Mix Formula sesuai dengan yang disyaratkan pada pembuatan campuran AC-WC. Pada bagian pertama ini diperoleh bahwa kadar aspal optimum (KAO) yang diperoleh adalah 5,7 %. Selanjutnya percobaan dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu mempersiapkan bahan campuran secukupnya dengan kadar aspal 5,7% dengan variasi temperature pemadatan benda uji Marshall sebesar 50, 70, 90, 110, 130 0C dengan tujuan untuk melihat pengaruhnya terhadap Marshall Properties. Dari hasil penelitian diperoleh nilai Density semakin besar yang berarti semakin tinggi suhu pemadatan campuran semakin rapat;VMA (Void in Mineral Agreggate) semakin rendah yang berarti rongga udara diantara mineral agregat, VFA (Void Filled with Asphalt)  semakin besar yang berarti prosentase besarnya rongga yang dapat terisi oleh aspal semakin besar , VIM (Void In the Mix) semakin kecil yang berarti prosentase rongga dalam campuran total semakin kecil , Stabilitas semakin tinggi  yang berarti kekuatan lapis perkerasan dalam memikul beban lalu lintas, flow semakin besar yang berarti campuran lebih lentur dalam menerima beban, Marshall Quotient merupakan indikator kekakuan dan fleksibilitas tidak terpengaruh.


Full Text:

PDF

References


Departemen Pekerjaan Umum, 2010, Devisi 6 Manual Pekerjaan Aspal. Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979. Konstruksi Jalan Raya dan Jalan Baja, Jakarta.

http://digilib.petra.ac.id.10-02-2010. Campuran Aspal Panas (Hot Mix).

http://en.wikipedia.org/wiki/Asphalt_concrete. 16-05-2010. Aspal Beton (Laston).

http://www.pu.go.id/.15-04-2010. Standar Nasional.

http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/isisni/Pd%20T-05-2005-B.pdf. 14-04-2010, Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Dengan Metode Lendutan.

Laboratorium Rekayasa Jalan Raya UISU, 2006, Modul Praktikum Mix Design (Perencanaan Campuran Beraspal), Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UISU Medan.

Silvia, Sukirman, 1992. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung

Tenriajeng, Andi Tenrisukki, 2002, Laston Sebagai Bahan Alternatif Pada Pekerjaan Pelapisan Jalan. Jurnal Konstruksi dan Desain. Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Gunadarma.

Widari,Sri, 2008, Laporan Praktikum Jalan aya Periode XLVII. Departemen Teknik Sipil akultas Teknik USU. Medan.




DOI: https://doi.org/10.30743/but.v14i1.798

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Gunawan Tarigan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Buletin Utama Teknik

Fakultas Teknik - Universitas Islam Sumatera Utara
Jl. Sisingamangaraja, Teladan, Medan 20217

Website: https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/but
Email: bultek@ft.uisu.ac.id

Buletin Utama Teknik is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License