Sekilas tentang Pendidikan di Praja Mangkunegaran Masa Mangkunegoro VII, 1917-1944

Retno Puspitosari

Abstract


Salah satu dampak pentingnya dari dilaksanakannya program studiefonds adalah telah munculnya golongan terpelajar baru sebagai elite modern yang berusaha mengubah tatanan masyarakat yang selama ini tertindas oleh kepentingan penjajah. Berkaitan dengan itu segera mereka memunculkan gerakan-gerakan baik politik, kultural maupun kemasyarakatan. Hal ini merupakan bentuk awal kesadaran nasional terutama pada awal abad XX, berupa kesadaran untuk melepaskan diri dari cengkeraman kolonialisme melalui golongan terpelajar yang sebagian di antaranya dibiayai dari dana studiefonds. Studiefonds berjalan lancar dan peminatnya semakin banyak, karena usaha tersebut memang benar-benar merupakan suatu fenomena baru bagi dunia pengajaran di Praja Mangkunegaran yang sangat menguntungkan bagi mereka yang berprestasi tetapi tidak mempunyai biaya untuk sekolah.

Kata kunci: Pendidikan, Praja Mangkunegaran, Mangkunegoro VII.


Full Text:

PDF

References


A.K. Pringgodigdo. (1980). Sejarah Pergerakan Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

Kartodirdjo, S. (1972). Kolonialisme dan Nasionalisme di Indonesia abad XIX-XX. Jurnal Lembaran Sejarah, (4).

Nagazumi, A. (1989). Bangkitnya Nasionalisme, Budi Utomo 1908-1918. Jakarta: Graffiti Press.

Niel, R. van. (1984). Munculnya Elite Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Poeponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (1984). Sejarah Nasional Indonesia (Vol. V). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudyaan.

Scherer, S. P. (1985). Keselarasan dan Kejanggalan Pemikiran-pemikiran Priyayi Nasionalis Jawa Awal Abad XX. Jakarta: Sinar Harapan.

Tirtoprodjo, S. (1986). Sejarah Kebangkitan Nasinal Indonesia. Jakarta: PT Pembangunan.




DOI: https://doi.org/10.30743/mkd.v1i2.528

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Retno Puspitosari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.